Berkuda Di Negeri Kangguru: Menikmati Keindahan Savana Hutan Lindung

Berkuda memang terdengar seperti aktivitas yang menyeramkan bukan? Tapi untuk yang suka dengan kegitan berkuda atau Equestrian, tentu berkuda di dataran savana merupakan sebuah mimpi untuk menunggang kuda dan memacu kudanya untuk berlari bebas (di dunia equestrian disebut juga “Canter”) di area yang luas. Menunggang kuda sambari melihat pemandangan bukit ditemani oleh angin yang sepoi-sepoi (ugh memang kebahagiaan yang hqq haha. Siapa yang lagi baca ini adalah orang equestrian / anak kuda dan bisa senyum-senyum sendiri kalau lagi ngebayangin berkuda? akuu 🙋🏻)

Nah blogpost kali ini, aku akan bercerita tentang pengalamanku Berkuda di Negeri Kangguru untuk referensi teman-teman yang ingin berkuda diluar arena berkuda atau Trail Riding. Without further ado, selamat membaca 🙂

 

Catatan Perjalanan Tak Terlupakan ke Uncle Nev’s Trail Rides

Pertama-tama, tidak afdol untukku bercerita tentang perjalanku kali ini tanpa memberikan Shoutout ke Rischa, sahabat perjuanganku sewaktu di Australia haha (Hi Ris! 💕). Sebagian foto-foto di blog ini juga si Rischa yang mengambil (muklum dulu belum kepikiran pentingngya dokumentasi untuk blog hehe). Dan Rischa juga bukan anak berkuda tapi sampai mau nemenin aku pergi naik bis dan nugguin aku berkuda berjam-jam karena dia tau aku itu anak pencinta kuda dan lagi pengen banget untuk berkuda, Kamsahamidaaa :”) 

Throwback ke tahun 2014 ketika aku berada di Negeri Kangguru, Australia, dalam rangka program Student Exchange yang diselenggarakan oleh universitasku. Long story short, aku menemukan stable namanya “Uncle Nevs’s Trail Rides” di Whittlesea yang tidak jauh dari Melbourne, tempatku tinggal dulu. Aku lihat di google map, tidak jauh hanya berkisar 50 menit menggunakan mobil. Eeeits.. tapi aku kan tidak punya mobil jadi, aku pilih model transportasi umum, kaget oh kaget, waktu untuk menempuh berubah menjadi hampir 3 jam 20 menit ?! (What the heck😬).

Kok bisa ya?? Itu karena stable-stable di Australia memang tempatnya suka di pelosok-pedalaman-entah-berantah yang jauh dari perkotaan dan pemukiman. Jadi google suruh kita untuk naik bus selama 1 jam, kemudian jalan 2 jam 20 menit (11.5 km) dari halte terdekat menuju ke Uncle Nev’s. (Wah bisa amsyong nanti waktu naik kuda kalau disuruh jalan panas-panas, sejauh dan selama itu). Ah, nanti cari taksi saja disana pikirku.

 

Akhirnya pagi-pagi sekitar jam 7.30, kita berangkat dari kosan naik bus dari Bundoora menuju Whittlesea. Satu jam kemudian, kita sampai di McDonald’s Whittlesea, yang tempatnya didepan halte. Kita berencana untuk sarapan kemudian baru mencari taksi. Nah~ drama cari taksi pun dimulai haha. Setelah kenyang, kita baru ngeh kalau dari tadi kita tidak melihat taksi sama sekali. Kita telepon operator taksi juga pada bilang kalau tidak ada yang beroperasi sampai daerah Wittlesea. Namanya orang Indonesia ya, kita berpikir kalau ada McDonald’s pasti juga ada taksi, eh ternyata tidak ada. Waduh~

Kita sudah tidak tahu mau gimana (ya iya masa jalan hmm?!). Akhirnya kita sudah pasrah dan menelpon pihak Uncle Nev’s. Baik hati banget, mereka mau menjemput kita yang sudah pasrah ini. 

Akhirnya Kita Sampai…

Stable Uncle Nev's

Setelah drama perjalanan, semua terasa “worth it” sewaktu kita (lebih tepatnya sih aku 😂) sampai ke Uncle Nev’s dan melihat banyak kuda-kuda 😍  Di Uncle Nev’s sendiri ada sekitar 60 kuda (ah horse heaven~). 

Setelah sampai, aku langsung bergegas untuk menulis data-data diri (ini wajib hukumnya kalau di stable-stable Australia karena untuk klaim asuransi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.)

Opsi trail ride yang ditawarkan bermacam-macam, mulai dari durasi dan lokasi trek yang bisa dipilih. Aku sendiri memilih untuk trail ride yang berkuda menyusuri hutan lindung dan savana selama 3 jam. Biaya untuk trail ridenya adalah AU$ 75 pada waktu itu, atau sekitar Rp. 800.000. Memang terdengar mahal jadi dulu aku memang nabung dulu (ie. makan oatmeal tiap hari haha), tapi worth it karena bisa melihat alam Australia termasuk penduduk lokalnya, yaitu kanguru di alam bebas. Plus, kuda yang dipakai juga kuda Australia yang besar-besar, jadi lumayanlah bisa menaiki kuda luar ini yang kalau di impor ke Jakarta bisa jadi mahal banget untuk ditunggang, kira-kira bisa sampai Rp.400.000/45 menit. 

Bukan anak kandang sejati namanya kalau ngga menyapa kuda-kuda yang ada didalam kandang 😂

Menunggang Kuda Bernama Judy 🐴

Masih aku ingat kuda betina ini, Judy namanya, dia memiliki jenis breeding Australian Stockhorse. Umurnya aku lupa hehe, tapi ini kudanya serius kalem banget dan nurut. Aku di partnerkan dengan Judy karena sebelum dipilihkan kudanya, akan ditanya dulu tentang kemampuan berkudanya. Jadi selama perjalanan, aku nyaman banget dan Judy tidak pernah rewel. Judy mengingatkanku dengan Niken, kuda pertamaku yang aku tunggangi ketika masih belajar menunggang di Jogja. Sifat mereka berdua sama-sama kalem. Sembari kenalan, aku menepuk-nepuk lehernya. Ah akhirnya bisa ketemu kuda dan pegang kudaaa~ 

Foto dulu bareng Judy 🙂
Saddle Up then Mount Up

Setelah semua kuda dan perlengkapan menunggang sudah disiapkan, aku naik kuda dan memulai perjalanan bersama tour guidenya yang berjumlah 3 orang (berasa bawa body guard haha). Sebenarnya 2 dari mereka hanya ingin jalan-jalan saja, karena mereka menitipkan kuda mereka di Uncle Nev’s. Oiya, sebenernya Rischa sudah aku bujuk-bujuk untuk ikut berkuda, tapi tidak berhasil haha. Akhirnya aku berangkat dan Rischa menunggu di area stable.

Jepretan Rischa ketika aku memulai perjalanan trail riding (Seneng banget sama foto ini, xie xie Ris 😍)

Perjalanan ke Mount Disappointment and Forest Dimulai 

Nah di trail ini, rute kita akan menelusuri daerah sekitar Mount Diasppointment  (Artinya Gunung Penyesalan, hmm…aku juga tidak tahu alasan dibalik nama gunung tersebut haha). Walaupun namanya gunung, tapi sebenarnya area ini lebih cocok dipanggil bukit karena tidak terlalu tinggi. Di sekitar area tersebut terdapat savana yang luas dan nantinya kita akan singgah ke rumah yang dulunya menjadi tempat tinggal dari Uncle Nev, si pendiri stable. Kemudian perjalanan akan dilanjutkan menyusuri hutan lindung.

View ketikan menunggang

Diawal trail, pemandangan masih di dominasi dengan pemandangan paddock-paddock alias tempat mainnya kuda jika tidak berada dialam kandang. Sepanjang perjalanan aku hanya senyam-senyum kaya orang gila saking senangnya bisa berkuda. Maklum karena disinlah pertama kalinya aku berkuda diluar arena berkuda dan menjajal untuk melakukan trail ride (sekarang jadi ketagihan hihi). Personally, aku lebih memilih untuk trail ride dari pada mengikuti latihan berkuda pada umumnya, karena trail ride lebih enjoy jadi bisa relax sambari menikmati alam dan udara bebas. Jadi dari Uncle Nev’s pula lah aku jatuh hati dengan trail riding.

Selama diperjalanan, aku disuguhkan dengan pemandangan hutan di area hutan lindung. Kami juga beruntung dapat melihat beberapa kuda yang sedang minum di dekat danau dan kangguru-kangguru liar yang sedang berteduh (Saking senangnya dan lagi feeling in the moment banget, aku tidak mendokumentasinya karena takut kalau binatangnya akan merasa terganggu). Ya, di area ini memang binatang-binatangnya liar dan dibawah perlindungan/conservasi. Sungguh, pemandangan yang tidak terlupakan :”)

Tidak hanya menunggang santai, beberapa kali tour leadernya juga mengajak kita untuk trotting, atau berlari kecil. “Let’s trot!” dia berkata dan memberi aba-aba kudanya untuk berlari kecil. Aku juga melakukan hal yang sama yaitu dengan memberikan sedikit tekanan ke perut kuda memakai tumit kaki. Seketika, kuda-kuda berlari kecil secara beriringan dan otomatis membuat senyumku semakin lebar. 😍

Sesaat kemudian, setelah melewati semak-semak, sampailah kita di padang savana yang identik dengan pemandangan di bagian pedesaan di Australia. Sejauh mata memandang, kita dapat melihat padang rumput dan perbukitan yang mengelilinginya. Aiguuu~!!

 

Jepretan kamera ketika kita sampai di Savana

Di savana inilah, penunggang yang sudah memiliki keahlian untuk “Canter” atau berlari cepat untuk dapat merasakan sensasi berlari bebas. Deg-degan sih tapi senang banget. Kenapa kok deg-degan? Ya karena aku biasanya canter dalam area latihan yang pagarnya, dan disini tidak ada pagarnya, jadi sensasinya berbeda haha. Tapi, aku tidak terlalu menggubris kekhawatiranku, “Ah kapan lagi aku bisa canter bersama kuda sebebas dan secepat ini”.

“Are you ready to Canter? (Apa kamu siap untuk Canter?)” Tanya tour leaderku. 

“Not yet, wait a moment, I want to take some pictures first (Belum, tunggu, aku ingin mengambil foto dulu).” jawabku sambil mengeluarkan kamera Gopro yang sudah aku siapkan untuk momen momen seperti ini.

“Give me your rein, so your horse won’t take off! 🚀 (Berikan kendali kudamu, agar dia tidak melesat berlari).” dia mengingatkanku 😂

Jadi dalam berkuda kita harus tau dengan sifat-sifat kuda. Nah dalam hal ini, kuda-kuda di Uncle Nev’s sudah ingat kalau di padang savana mereka suka diajak untuk berlari kencang/Canter, dan mereka akan sangat semangat untuk berlari. Jadi mesti harus dipegangin dulu buat jaga-jaga sewaktu aku sibuk mengambil foto hehe 🙈

Tour guideku memastikan kudaku tidak jadi roket 🚀 ketika aku mengambil foto haha..

Setelah selesai dengan urusan jepret-jepret (hehe), kita mulai siap-siap untuk meroket alias Canter. Tour leader memimpin kuda-kuda yang lain, dan kita mengikutinya beriringan. Dia mulai memacu kudanya sedikit lebih cepat, dan kuda-kuda kita juga mulai mengikuti kudanya. “Let’s canter!” serunya, serentak semua kuda pun berlari secara kencang. Angin pun juga semakin berderu-deru diiringi dengan kecepatan yang semakin terasa. Rasa khawatir yang tadi aku pikirkan pun hilang dan berubah menjadi rasa semangat menikmati setiap langkah Canter kudaku. Ah this is my favorite feeling and view; In the open field, between the horse’s ears~

Rumah Singgah Uncle Nev’s

Sampailah kita di rumah singgah milik Uncle Nev’s yang berada di atas bukit. Disini kita bisa melihat kenangan-kenangan dari pemilik stable. Isi dari rumah tersebut sudah pasti dipenuhi dengan berbagai macam koleksi kuda; mulai dari buku, foto, lukisan, hingga miniatur kuda imut (yang bisa dilihat di slide ke-3 👆).

Disini, kita dan kuda beristirahat sejenak, sambil menikmati suasana diatas bukit. Aku disuguhi miniman dan biskuit untuk mengganjal isi perut yang hanya terisi oleh menu sarapan pagi McDonald’s hehe. Setelah perut terisi, aku menyusuri ruangan dan menikmati koleksi-koleksi milik Uncle Nev’s, yang pastinya juga seorang pecinta kuda. Kemudian kita mount up kembali dan melanjutkan perjalanan ke spot berikutnya.

Menyusuri State Forest dibawah kaki Mount Disappointment

Sekarang sampailah kita di kaki Mount Disappointment atau Gunung Penyesalan (hmm.. mungkin yang pada kesini menyesal karena bingung dengan arah pulang karena kemanapun kita memandang itu sama semua bentuknya jadi mungkin banyak yang kesasar disini 😂).

Disini medannya agak berbeda dari medan-medan sebelumnya karena banyak menaiki bukit yang penuh dengan pepohonan tinggi jadi lebih sejuk. Disepanjang jalan kita melihat banyak pohon-pohon tumbang,  jadi terkadang kita akan berhenti sebentar, karena salah satu diantara kita ingin mencoba melompati pohon-pohon yang tumbang (yah semacam jumping course begitu).

Disela-sela perjalanan, tour guidenya juga menceritakan tentang kebakaran hutan di tahun 2009 akibat kemarau. Jadi polon-pohon yang kita lihat adalah pohon-pohon generasi baru setelah kebakaran hutan hebat yang menggundulkan area tersebut. Masih terlihat jelas tanda-tanda akan kebakaran yang pernah terjadi di beberapa pohon yang aku jumpai.

Hampir 3 jam sudah kita berkuda, tidak terasa kita akhirnya kembali ke peradaban yang ditandai dengan melewati jalan raya. Sebelumnya kita tengok kanan dan kiri dulu karena kendaraan yang melaju sangat kencang, tapi untungnya kuda-kuda di Uncle Nev’s tidak kagetan, jadi aman-aman saja ketika menyebrang untuk kembali ke stable.

Oiya, diperjalan pulang ini kita melewati rumah-rumah penduduk sekitar yang mempunyai peliharaan illama. Iyaa.. binatang illama yang memiliki bulu tebal dan mukanya yang unik seperti unta itu. Aku melihat illama berwarna coklat dan putih yang sedang berlari-lari dipekarangan rumah pemiliknya (Unyuuuu bangeeet  😙)

Saying Good Bye to the horses

Sampailah kita dipenghujung acara hehe.. akhirnya kita sampai ke stable kembali dengan selamat dan bertemu Rischaaa kembali (ugh kangen Rischa haha). Aku mengucapkan terima kasih ke Judy yang sudah memberikan pengalaman yang tak terlupakan sambil menepuk-nepuk lehernya “Ah, thank your Judy!” :”)

Tak lupa aku juga berterima kasih kepada para body guardku, ketiga perempuan yang jagain aku sewaktu perjalanan. Jujur, aku lupa nama mereka semua haha (makanya dari tadi aku tidak menyebutkan nama mereka 😂). Seperti biasa yang nyantol di kepalaku cuman nama kudaku aja haha, maklum sudah 6 tahun yang lalu hehe.

Terima kasih juga buat Rischaaa~ tanpa dirimu menemaniku pergi ke Uncle Nev’s dan menungguku dengan sabar, blogpost ini akan garing hehe.. I appreciate you so much!

Okie dokie, setelah semua rampung, aku dan Rischa diantarkan kembali ke halte dekat McDonald’s (Sudah tidak ada tenaga lagi kalau harus jalan 11 km haha) dan kembali ke Melbourne menaiki bis 🌳🚌  “What a day!”

Foto bareng dengan salah satu saudara dari Uncle Nev
Para body-guard yang baik hati dan seru, tapi sayangnya aku lupa nama mereka semua 🙈

Terima kasih sudah membaca post ini sampai selesai. Semoga bisa menginspirasi dan membuat kalian tartarik untuk mencoba berkuda ala trail ride. Kalau mungkin ada pertanyaan soal berkuda, ataupun ingin comment bisa ditulis dikolom bawah. I appreciate all your thoughts and I’ll gladly answer. Cheers! 💕

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Related Articles

This Post Has 13 Comments

  1. Aaaaaaa seru bangetttt. I wish I could be there with you we’ll go through everything together termasuk ngirit makan oatmeal dan heboh kesenengan liat kuda hahahha. Asli I can feel the excitement while reading this, well done ma! Eh si judy beneran mirip niken warnanya

    1. Ah makasiiih Kemalaa cantiq sudah membaca blogku ini <3
      I wish you were too.. we'd definitely go nuts over horses haha. Setiap weekend enter ke stable mulu, dan togas kuliah bakalan terbengkalai haha.
      Iya kan.. Judy buat kangen Niken :")

  2. Wah seru juga ya expoler alam pake kuda, jadi kayak di film2 hehe. Wajib dicoba nih!! Makasih info nya kak!

    1. Seru banget, kaya di film kobi-koboi gitu haha. Cobain deh kalau disekitar tempatmu ada stable berkuda. Iya sama-sama Icha semoga kamu tartarik berkuda juga hehe. Terima kasih juga sudah membaca 🙂

  3. Mba Aqmarina baca ini aku jadi senyum-senyum sendiri, bukan mba, bukan karena aku seorang equestrian, hahaha. Tapi karena ingat pengalaman pertamaku naik kuda, jadi dulu aku bikin list harus bisa memanah dan naik kuda at least sekali seumur hidup. Nah, memanahnya Alhamdulillah udah bisa dikit, even nggak jago, haha. Kemudian dua tahun yang lalu ketika ada tempat wisata berkuda di daerahku, aku beraniin diri buat naik mba, walau sebenarnya ketar-ketir. Eh, bener dong, pas diatasnya aku gemetaran, keringetan, trus nggak rileks, meski abang-abang yang jagainnya selalu bilang “Rileks.. rileks” but I caaaaanntt…. hahaha. Alhasil sampai sekarang nggak berani lagi mba.

    Thank you mba udah ngajak aku jalan-jalan virtual, berasa sampai sini betapa bahagianya mba saat di Savana 😆😆. Betewe, ngomongin taksi, jadi di jemput sama pihak uncle Nev bayarnya berapa mba?

    Ngomong-ngomong mba Rischa nya nggak ngambek kan mba di tinggal selama tiga jam? Hehehe. Nice post mbaaa 😇😇

    1. Terima kasih Sovia sudah membaca dan jalan-jalan virtual bareng aku hehe…

      Haha sampe ketar-ketir yak 😂 emang kalau naik kuda harus relax, soalnya kudanya bisa feeling kalau yang naik nerves. Duh mesti coba naik lagi itu, serius haha. Aku dulu awalnya juga takut, tapi habis itu ketagihan berkuda terus.

      Baik banget pihak Uncle Nev nya jadi kita dianterin gratis PP, mereka cuman ketawa aja dengerin cerita kita haha.
      Kalau soal Rischa, memang dia sahabat terbaik. Dia dari awal emang cuman mau nemenin aku ke Uncle Nev’s, soalnya dia tau aku seneng banget sama kuda <3

  4. Trakhir naik kuda ,itu kakiku lgs kram saking ketakutan wkwkwkwkkw , jadi sepertinya msh agak serem untuk naik lagi :p. Tapi anakku suka bangetttttt hahahahhaa .

    Aku bis ngerti tapi rasa excitement mu mba pas bisa canter dengan kudanya. Feeling bebas, bisa berlari kencang di alam, rasanya kayak bersiap terbang :). Itu jg yg aku rasain kalo sedang bungy jumping di macau ato naik wahana2 ekstreme di ketinggian :). Itu hobiku.

    THN depan sbnrnya planku itu ke NZ dan Aussie , tp utk sky diving dan bungy jumping :D. Tp mengingat pandemi, ga tau deh bakal reschedule kapan.

    Itu si google gila juga yaaa, 11 km disuruh jalan kaki wkwkwkwkwk. Utk si uncle baik bangetttt.

    1. Iya kan parah banget google nyuruh jalan jauh sebelum naik kuda haha..
      Duh kok bisa ketakutan naik kuda sampe kram gitu mbak…tapi aku juga bakalan kaya gitu sih kalau bungee jumping juga haha 🙈

      Rasanya itu buat bahagia banget kalau bisa ngelakuin hal” yang diluar comfort zone. Dulu aku juga kepikiran mau bungee jumping di taiwan, tapi takut kalau sendirian haha and sky diving in nz is definitely on my bucket list too!

  5. Aku pengen banget bisa berkuda, rasanya kayak keren dan punya hobi mahal XD
    Tapi belum pernah sih naik kuda XD, kira kira seumuran aku masih bisa ngga ya belajar naik kuda? Nanti mudanya ngambek lagi gamau sama yang tua tua hahaha :p

    1. Masih bisa mbak, cobain deh <3 yang penting kalau diatas kuda jangan cemas atau nerves, soalnya kudanya juga jadi ikutan takut haha..

      Terima kasih mba Farah sudah mampir 🤗

  6. Hai, Mba Aqma hihi
    seru banget baca cerita pengalaman berkuda di negeri kanguru.
    huaaaa pas aku ke Melbourne dua tahun lalu, gak sempet mampir ke sini.
    gara-gara baca postingan ini, jadi pengen lagi deh. fix, masuk bucket list untuk next traveling.
    thanks mba infonyaaaa 😀

    1. Hii Mba Dee..terima kasih sudah mampir ke blogku 💕
      Seru mbak musti coba in wisata berkuda besok-besok kalau main ke Melbourne lagi yak hehe wii senangnya bisa membuat mbak Dee jadi pingin berkuda 🤗

Leave a Reply

Hello! 💛

Travel Blogger

I’m a fan of traveling and taking pictures along the way, including that feeling of waking up in difference places and getting the excitement of talking to other people about their travel stories, or just simply enjoying the moment.

Marina

Instagram
Popular Stories
Let's Explore!
Community
Ads
Close Menu