Camping Dadakan Di Anawangin Cove, Filipina

Adakah yang beresolusi untuk pergi camping setelah pandemi Covid-19 ini? Sudah tidak sabar pastinya ya untuk keluar menikmati alam dan layeh-leyeh di tempat camping sambil menikmati api unggun. 

Hiks.. kangen sekali rasanya camping dipinggir pantai. Karena kangennya aku jadi pengen menulis throwback pengalamanku dulu camping dadakan di Anawangin Cove di negara tetangga, yaitu Filipina. (Yah…bisa dibilang sebagai obat kangen juga hehe 😂

Without further ado, mari kita kembali ke tahun 2017 (wah baru sadar.. sudah lama juga ya haha hampir 4 tahun yang lalu 😅). 

"Anawangin Cove" Tempat Camping Di Pantai Terpecil

“Kok bisa ya aku sampai nyasar ke Anawangin Coves?” itulah yang aku pikirkan sewaktu melihat foto-foto lamaku. Perasaan yang aneh ketika mengingat kejadian-kejadian konyol yang aku lakukan sewaktu traveling (hehe, this is one of them).

Ini adalah camping ke-5 ku, jadi ini bisa dibilang ini adalah camping terniat, karena baru seneng-senengnya dengan camping 🤪

Tahun 2017 lalu, aku pergi untuk melakukan short backpacking trip ke Filipina seorang diri. Ide untuk pergi camping dadakan ke Anawangin Cove ini datang secara tidak disengaja setelah aku mengikuti acara meet-up dengan fellow travelers di Manila, ibu kota Filipina. Aku bertemu dengan Sajiva (bukan nama aslinya ya hehe). Seorang travel-enthusiast laki-laki asal India yang sudah tinggal sekitar 1,5 tahun di Manila. Long story short, dia bertanya kepadaku apakah aku ingin pergi camping dalam bahasa Inggris. Tanpa pikir panjang aku jawab “Yes, let’s do it“.

“Kok bisa ya dulu aku jawab ‘iya’ padahal aku baru saja kenal dengan Sajiva ini?” 😂

Jawabanku cukup satu (yang menurutku juga jawaban konyol haha). Sajiva adalah seorang vegan, alias seseorang dengan pola hidup orang yang tidak memakan daging.

Dan jreng-jreng-jreng pikiran polosku langsung berkata “hmm.. binatang aja ngga di sakiti, masa dia punya niat untuk menyakiti manusia? hmm sepertinya aman haha 🙈” (Disclaimer disini ya teman-teman; Sewaktu traveling kita harus selalu berhati-hati. Cerita ini adalah cerita pengalamanku. Jadi pastinya case-case disetiap perjalanan berbeda-beda. Apalagi untuk teman-teman perempuan yang ingin solo travel, selalu berhati-hati 💕)

Anawangin Coves adalah pantai terpencil yang terletak di kota Zambales. Opsi satu-satunya untuk menuju ke pantai Anawangin Coves adalah menggunakan jalur laut, walaupun letak pantainya masih di pulau yang sama, karena tempatnya dikelilingi oleh pegunungan-pegunungan dan tidak ada jalur darat untuk menuju tempat pantai terpencil tersebut.

Nah pagi harinya, aku dan Sanjive bertemu dan berangkat dari Manila ke Zambales, menggunakan sarana transportasi umum yaitu Bis. Waktu yang kita tempuh sekitar 4-5 jam.

Karena Sanjiva sudah ahli dalam perjalanan ini, aku tinggal duduk tenang karena Sanjiva yang mengurus semuanya, mulai dari tiket, waktu, dan tempat tujuan.  

Terdengar seru, tetapi juga membuatku deg-degan selama perjalanan kesana, berikut berbagai alasannya (haha):

  1. Aku kesana dengan Sanjiva yang baru aku kenal. (Basically a stranger, am I gonna get murdered, who knows?!)
  2. Kedua orang tuaku tidak tau kalau aku pergi backpacking, apalagi pergi camping dadakan. Kedua orang tuaku tanya aku pergi mengikuti seminar di Filipina. Jadi tidak bisa minta restu dan doa 😂 (Yang ada bakalan dimarahin habis-habisan pergi camping dengan orang yang baru dikenal).
  3. Disana tidak ada sinyal handphone (HP) sama sekali. 
  4. Cuaca mendung. Oiya, sewaktu diperjalanan bis, kita melihat ada bis yang kecelakaan 😰 (perusahaan bis-nya sama dengan bis yang sedang kita naiki pula…)
  5. Perutku kelaparan karena belum sempat makan dari pagi. Perut lapar membuat pikiranku kemana-mana aka over-thinking (‘Be positive, just be positive’ adalah mantra andalanku sewaktu itu haha)

Pandaquit Beach : Pemberhentian Terakhir Sebelum Anawangin Cove

Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan karena jalannya berkelok-kelok, sampailah kita ke Zambales. Kita berhenti disalah satu pasar tradisional dan menaiki Tricycle atau semacam becak motor untuk ke Pantai Pandaquit (Pandaquit Beach). Pemberhentian terakhir sebelum pergi ke Anawangin Cove menggunakan kapal.

Susana Pandaquit Beach

Pandaquit Beach merupakan pelabuhan tradisional untuk transit ke patai-pantai terpencil di tepi barat pulau tersebut. 

Suasanya yang asri dan bersih membuatku senang berada di pantai ini sejenak. Anginnya sepoi-sepoi dan pemandangan sekitarnya yang didominasi oleh pegunungan disebelah kiri dan pantai dibelah kanan. “This trip is gonna be worth it!” pikirku…

Wajah senang dan kelaparan. Aku membawa Jollie Bee (Ayam goreng khas Filipina) yang belum sempat aku makan 😂

Eitss, tapi tidak secepat itu.. ada saja tantangannya lagi. Ketika Sanjiva ingin membeli tiket kapal untuk ke Anawangin Cove, ternyata tiket penjualannya sudah tutup jam 4.30 sore, sedangkan kita baru sampai disana pukul 5 sore.

Kita pun harus bernego dengan salah satu nelayan pemilik kapal untuk mengantar kita ke Anawangin Coves. Agak sulit memang, karena kita hanya berdua dan faktor suasana yang sudah semakin gelap. Untungnya kita bertemu dengan 2 travelers lain yang juga ingin menyewa kapal untuk mengantar mereka ke Nagsasa Cove (pantai yang letaknya 15 menit lebih jauh dari Anawangin cove).

Akhirnya pemilik kapal setuju untuk mengantar kita berempat menuju Anawangin Cove dan Nagsasa Cove. Setelah sepakat dengan harga, kita membayar dan pemilik kapal pun mempersiapkan kapal yang akan kita gunakan.

Pemandangan pegunungan sekitar dan awan mendung yang membuatku sedikit was-was haha

"What Am I Doing Here?!"

“Kapal apa ini?” pertanyaan yang muncul ketika aku melihat kapal yang akan kita gunakan. “Kapal yang digambar sewaktu membeli tiket lebih besar, kenapa kapalnya jadi sekecil ini?” Huaa.. rasa panik semakin terasa. Oke, ini bukan kapal tapi perahu mungil. Ini bisa dibilang kakaknya kayak. Perahu yang hanya bisa remuat 5 orang, termasuk yang mengemudikan perahunya (Yap, 5 orang saja duduknya mepet-mepet dengan barang bawaan haha)

“What Am I Doing Here?!”

Yapp, ini adalah waktunya aku perlu memberti tau seseorang dimana aku sekarang sebelum tidak ada sinyal sama sekali 😂 Orang yang bisa memberi tau keluargaku kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Akhirnya aku memberi kabar melalui pesan singkat ke salah satu temanku di Jakarta, tentang ideku untuk camping dadakan di Anawangin Cove dengan Sanjiva.

“… kalau aku tidak ada kabar besok malam, tolong beri tahu orang tuaku ya kalau lokasi terakhirku adalah di Anawangin Cove sama orang India bernama Sanjavi…” begitulah isi pesan singkatku.

“…Are you crazy?!” Jawab temanku.

“Hahaha 😂  Terima kasih” Jawabku singkat.

Padahal alasanku untuk tidak berkabar adalah supaya mereka tidak cemas. Tetapi, lain ceritanya kalau aku yang mulai cemas haha opps… 🙈

Perahu mungil yang sedang dipersiapkan.

Setelah semua siap, kita diberi rompi pelampung dan dipersilahkan naik ke perahu mungil tersebut. Aku pun berdoa dan berusaha untuk berpikir positif.

Bapak yang mengemudikan kapal pun menyalakan motor perahu dan kita pun tidak terasa sudah berada di tengah laut dan menyusuri tepian laut untuk menuju Anawangin Cove.

Pemandangan ditengah laut dengan awan mendung dan matahari yang sudah tenggelam membuatku semakin deg-degan

Disepanjang perjalanan, kami melihat tebing-tebing bukit disebelah kiri dan laut lepas disebelah kanan.

Matahari sudah terbenam ditengah perjalanan kita. Kita pun tidak ada yang bisa dilihat kecuali perahu-perahu yang lebih besar yang berpapasan dengan kita. 

Kalau ditanya, bagaimana rasanya naik perahu mungil? Jawabnya singkat deg-degan haha, perahu mungil yang kita naiki berasa lompat-lompat dari permukaan. Cipratan air laut karena cepatnya perahu mungil ini melaju, membasahi baju-baju kita yang kering.

                                                                                       🌞🌊🛶

Perjalanan sekitar 25 menit, perahu kita mulai berbelok menuju daratan. Akhirnya kita sampai dan menepi. Tidak banyak terlihat di pantai pada saat dimalam hari. 

Tetapi satu hal yang membuatku lega, karena di Anawangin Cove ternyata ada penduduk lokalnya. Walaupun tidak banyak, tetapi aku senang karena kalau semisal aku teriak, akan ada yang mendengar 😂 Jadi tidak perlu over-thinking atau takut lagi untuk camping.

Setelah turun dari perahu mungil tersebut, kita pun membayar biaya sewa tenda besar (bisa memuat 4 orang haha) dan biaya untuk mendirikan tenda kepada warga lokal. Kemudian, kita mendirikan tenda dibawah langit yang cerah dan ratusan bintang (aneh, padahal sebelumnya mendung gelap gulita). 

Kemudian, kita membeli kayu bakar untuk dibuat api unggun sambil menikmati ayam goreng Jollie Bee yang aku bawa. (Tentu saja setelah aku bertanya kepada Sanjavi apakah dia keberatan jika aku makan ayam goreng didepannya. Dia tidak keberatan, jadi akhirnya aku bisa makan juga). Yup, sarapan dibuat makan malam, jadi kebayangkan enaknya kaya gimana 🤤

Perut pun sudah kenyang, kita akhiri dengan bercerita sejenak tentang cerita-cerita traveling didepan api unggun sampai angin malam semakin dingin, kemudian tidur nyenyak ditemani suara ombak.

Cerita tentang Camping Dadakan Di Anawangin Cove akan dilanjutkan di blogpost berikutnya ya 😊✌🏽 Pemadangan Pantai Anawangin Cove yang mempesona pun baru bisa terlihat dipagi hari, karena malamnya memang gelap gulita dan hanya mendengar deruan ombak. 

Apakah kalian juga camping di pinggir laut? Adakah yang suka dengan ide-ide dadakan dalam traveling? 

Pernahkah kalian traveling dengan orang yang baru kalian kenal? Pastinya bisa relate banget deg-degannya dengan cerita ini 🙈 Jangan lupa untuk tulis di kolom momentar ya!

Terima kasih sudah membaca cerita kali ini sampai selesai. I appreciate you guys so much 💕

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Related Articles

This Post Has 44 Comments

  1. Walaupun dadakan tapi seru ya kak hehe

    1. Iya hehe.. dadakan itu emang bisa menambah keseruan 😂

  2. Wuaaa horor banget aqmaa, apalagi bagi sy yg engga pernah santay jika berada di kapal dan di laut, karena basic nya engga bisa berenang jadi nya ya ketakutan sailing itu sungguh besar, ngeri ngeri sedap deh pasti di tengah laut udah gelap di perahu kecil lagi, ga kebayang yaampun gimana berdebar-debarnya jantung..

    Literally kalo sy belum pernah camping di tepi laut, kepengen sih tp masih milih camping di gunung karna ya alasan td, engga terlalu bisa santay dg air laut hehe,

    Saat kuliah, rencana trip dadakan adalah jalan ninja sy bareng teman-teman sampe-sampe bikin quote : “yg direncanakan gabakal jadi, yg jadi mah yg dadakan” lah ternyata memang kejadian banget haha

    1. Setuju banget sama quote itu haha.. kadang emang sukanya gitu.. yang udah di rencanakan jauh-jauh hari malah cuman jadi wacana dan yang dadakan itu yang malah berhasil 😂

      Iya sih kalau semisal ngga bisa berenang aku bakalan parno banget untuk naik perahu mungil itu hehe.. eh tapi harus dicoba mbak Sonya untuk camping di pinggir pantai.. seru banget soalnya 😍

  3. Aku pernah camping dadakan kok. sore baru ngobrol, malam langsung berangkat dan besok paginya balik. Kalau orang bilang pindah tidur. Tapi di area camping baru tidur jam 4 pagi…wkwkwkkw

    Pernah camping di pantai juga, tepatnya di pantai-pantai gunungkidul. Kalau camping di pantai tidurnya ditemani suara deburan ombak dan angin laut..seru banget sih…hahahhaa

    keren mbak aqma, berani camping dengan orang yang beru dikenal dan camping di tempat yang jauh dari keramaian 😀

    1. Wiii kita sama dong ya penyuka camping aka pindah tidur dimanapun dan kapanpun haha.. Iya seru banget menurutku camping itu, apalagi sambil ditemani dengan obrolan-obrolan yang menarik untuk diperbincangkan 😁

      Untuk camping yang ini emang buat deg-deg an juga, tapi untungnya aku iyain.. karena camping di Anawangin cove adalah pengalaman yang tidak terlupakan

  4. Ya ampun.. berani banget Mbak 😄 syukurlah ya, semua baik2 saja. Kayaknya sampai kapanpun saya gak bakal berani deh, solo traveling lalu ketemu orang asing di negeri asing pula. Btw, saya menikmati catatan perjalanannya sih 😄 seru aja

    1. Hi mbak Maharani.. terima kasih sudah membaca 😊
      Iya mbak Alhamdulillah karena aman-aman saja dan jadi pengalaman yang menyenangkan hehe 💕

  5. Huaaaaaahhh…. seru banget mbak campingnya, Aku juga suka camping tapi lebih suka daerah pegunungan alasannya karena segar aja bangun tidur buka tenda liat yang hijau-hijau hihihi. Mbak beraaaaaniiiiiiiiii banget, ahahahhaha…Keren Mbak!

    1. Hi mbak Musdalifah 😊 Terima kasih sudah mampir dan membaca 💕
      Aku juga suka di pegunungan mbak.. duh kayanya aku suka camping dimanapun dan kapanpun deh haha 😂

  6. Aku belum pernah semuanya, Kak Aqma 🤣 tapi aku paling pengin mencoba camping di tepi pantai. Kalau dibayangkan kok rasanya romantis banget sih 😆.
    Tapi ngebayangin naik kapal yang seperti di foto, aku udah mual duluan 🤣. Pernah tuh aku naik kapal yang agak besar tapi kapal kayu gitu untuk pergi ke pulau, baru beberapa menit di kapal dan aku udah mual, untung nggak sampai muntah karena aku bawa tidur wkwkwk. Jadi sewaktu lihat foto kapal Kak Aqma, aku malah kebayang mualnya duluan 🤣. Kak Aqma ngerasa mual nggak?

    1. Hi Mbak Lia, terima kasih sudah membaca hehe ☺️💕
      Wah aku ngga sempet mual mbak Lia, soalnya udah ke distract deg-deg an naik perahu mungil itu haha.. ditambah lagi aku kan belum makan.. perutnya kosong jadi mau mual juga ngga bisa hahaha 😂

  7. Haloo mbak, cerita yang menarik nih. Aku membacanya jadi seolah membayangkan gimana keadaan mbaknya saat 4 tahun lalu, hiiihi..
    Ya, benar sih. Kita kudu hati-hati sama orang, apalagi yg baru dikenal. Bisa aja terjadi hal yang tidak diinginkan:v
    Untungnya, mbaknya aman aman aja yaa. JAdi pengen nanti travelling ke sana jg nih, nampaknya seru! 😀

    1. Ayo di gas mas Dodo! 😊🎉
      Seru banget camping dan traveling ditempat baru.. apalagi juga ketemu dengan orang baru.. banyak banget cerita-cerita Yang bisa saling share.
      Pastinya akan jadi pengalaman yang ngga terlupakan ✨

  8. Mbaaaa berani bangeeettssss, solo travel ke Filipina terus kemah bareng orang yang baru dikenal lagiiiii… once in a lifetime xp bangets! aku mah ga mungkin berani hahaha. Seruuu ceritanya kayak ngintip baca diary orang.

  9. Mbaaaa berani bangeeettssss, solo travel ke Filipina terus kemah bareng orang yang baru dikenal lagiiiii… once in a lifetime xp bangets! aku mah ga mungkin berani hahaha. Seruuu ceritanya kayak ngintip baca diary orang. jadi mau baca lanjutannya dehhhh

    1. Terima kasih mbak Asti sudah mampir dan membaca travel diary ku ini hehe 😊💕
      Harus berani mbak hehe.. mungkin karena aku suka banget camping jadi langsung aku iyain dulu.. dipikir belakangan 😂 Yang penting sudah merasa aman dan selalu aware sama lingkungan dan orang-orang sekitar 💕

  10. Wagelasih mbak 🤣
    Berani bamget, jiwa petualang.. camping di pulau orang asing bareng sama orang asing pulak..

    1. Seru mbak Ilsa, aku bisa guarantee camping di pinggir pantai 😊💕

  11. Hai ka Aqma, gokil banget haha nahan laper sama nahan takut beda tipis kali ya ka. Aku pernahnya ngeliat orang camping dipinggir pantai ka hehe. Duh, baca cerita kaka jadi ga sabar pengen coba solo traveling.

    1. Hi mbak Aisyah terima kasih sudah mampir dan membaca 😊💕

      Iya mbak beda tipis tapi itu obat anti mual juga haha obat distraksi naik perahu mungil.. pengen cepet-cepet sampai terus isi perut 😂

  12. Heyyy kamuuhh ya, aku masih bisa terima kalau suka kemping, tapi ini kemping sendiri dan plesiran ke negeri orang sendiri??? Ahhh aku seketika iri banget sumpahh, pengen banget bisa kayak gitu suatu hari huhu. Asik banget yaa punya pengalaman lain di negeri orang.

    1. Aww.. mbak Lidia, terima kasih sudah membaca 😊💕
      Pengalaman camping yang paling absurd tapi yang paling nempel di kenangan.. aku doain mbak Lidia bisa camping di negeri orang juga mbak.. Amiiin 😇

  13. Kak Aqma, sepertinya vibes-nya agak tegang disini😂 apalagi waktu aku baca pesan yang kakak sampaikan ke temen kakak. Waaaa untung nggak terjadi sesuatu yang aneh-aneh😭

    Anyway, akuu pengen banget solo traveling, tapi masih nggak dibolehin sama orang tua hehehe😥 mungkin aku akan terus membaca cerita Kak Aqma tentang solo-traveling agar aku merasa seperti berada disana hahaha

    1. Aww.. Terima kasih mbak Ibel sudah membaca dan mengikuti cerita-cerita perjalanan di blog ini ☺️💕

      Iya mbak Ibel deg-deg an 😂
      Makanya aku sampe kasih pesen ke temenku gara-gara aku juga sudah nerves 🙈
      Iya mbak Ibel, aku ngerti kok gimana rasanya ngga dibolehin sama orang tua. Memang harus pelan-pelan, nanti kalau sudah siap, waktunya pasti datang mbak!! Cheers to solo traveling ✨

  14. gokiiiil bangeeeeeet. mbak, saya ikut deg-degan cuma baca ceritanya aja. tapi ya, serius, nekat dan berani banget deh.
    btw itu Pandaquit Beach-nya bagus sih. jadi pengen deh

    1. Seru mbak Bening, deg-degan gitu haha
      pasrah adalah kunci utamanya 😂 dan mungkin karena lapar jadi ngga kerasa deg-degannya hehe

  15. Wah, keren yaa bisa traveing ke pantai di negeri orang, hihi. Tapi waktu saya baca bagian “naik perahu kecil”, saya jadi ikut deg-degan. Kebayang gimana paniknya aku kalo di posisi mbaknya, hahah.

    1. Iya mbak Indah perahu kecil yang tidak akan pernah terlupakan haha. Sepertinya untuk para traveler itu wajib punya momen-momen deg-degan biar seru haha 😂

  16. Mba hebat banget berani camping dengan stranger di negeri orang, aku harap aku bisa dapetin kesempatan itu di lain waktu. Aku liat foto-foto pantainya cukup lokal ya mba, hawanya mirip-mirip di Indonesia. Pemasaran deh cerita lanjutannya. Ditungguuuuu

    1. Amiin mbak, aku doakan Mbak Listiorini bisa camping kalau pas lagi mampir ke luar negeri.. dijamin pasti akan jadi pengalaman yang ngga terlupakan ☺️
      Iya mbak memang hampir mirip Indonesia, bahkan bahasanya juga ada yang mirip seperti, “Selamat” dan “Kiri”.. menarik banget Filipina itu.
      Monggo mbak kelanjutan ceritanya sudah publish hehe 😇

  17. OMG berani banget mba.. pergi ke pulau dengan orang asing dan pulau itu tidak ada sinyal hp pulak?? Hahaha hebat siy. Btw perahunya kaya perahu yang ke gili trawangan itu yaa?

    1. Harus berani mbak demi pengalaman traveling haha 😂
      Tidak ada sinyal HP bukan di negeri sendiri emang yang paling menakutkan haha sudah berasa sama pentingnya kaya passport 😂
      Iya mungkin seperti yang di Gili-gili itu mbak hehe.. sewaktu ke gili aku naiknya kapal soalnya jadi besar soalnya..
      ini perahunya itu mirip kaya perahu kayuh gutu mbak pakai sampan haha

  18. Aduh, nak… Aku gak bisa bayangkan andai aku dlm posisi sbg ortu, ya.. Pas taunya dari orang lain.. Wah, pasti kayak api lilin yg kena angin kenceng, gitu, rasanya. Kebat-kebit gak karuan. Moga² gak pernah kayak gitu lagi, ya… 🙏 mohon dimaklumi, ya… Faktor U soalnya.. 😊

    1. Aku juga lagi cari momen untuk cerita pengalamanku ini ke kedua orang tuaku haha, mungkin ayahku akan bangga, tapi Buku pasti akan kaya lilin api kena angin kenceng 😂
      Amin mbak hehe..Terima kasih mbak Yuniar sudah membaca 😊

  19. Haha Aqma, aku bacanya deg-degan nekat pisaan tapi Alhamdulillah aman dan dapat pengalaman luar biasa seru yaa…

    1. Hehe iya terima kasih mbak Dedew, sudah membaca 😊

    1. Terima kasih mbak sudah mampir dan membaca 😊

  20. Astagaaaaah ini seruuuu mba, dan berani :D. Aku jujurnya mungkin ga akan berani Nerima tawaran itu :D.

    Duuuh liat perahunya rada lemes memang. Aku sendiri ga jago berenang, bisa, tapi hanya di kolam renang. Kalo udh lautan, wassalam… Banyakin doa yg ada.

    Udah kebayang aja kalo sampe kenapa2. Btw, aku pernah sekali camping tepi pantai gini, itupun hanya Krn ada acara jurit malam Pramuka wkwkwkwkwkw. Dan aku baru tau kalo pantai dingin bangetttt pas malam yeeee :p

    1. Iya mbak haha, aku ngerti kok.. aku juga akan menolak tawaran kalau semisal aku tau di bukan orang Vegan 🤣
      Ngebayangin camping aja udah ngeri, ngga ada sinyal HP pula haha big no no mbak haha

      Ngeri-ngeri seru mbak naik perahu mungilnya, tapi aku ngerasa aman soalnya pakai pelampung hehe, ngeri banget kalau tanpa pelampung huaaa

      Iya kan mbak, dingin banget pantai itu kalau malam.. aku kadang juga ngga ngerti kenapa kok perubahan suhu pagi dan malam beda banget, bagaikan seperti di kulkas dan di oven haha

  21. Aqma ini serius kamu berdua aja sama Sajiva? Atau Sanjiva? Atau Sanjive? Atau Sanjavi? Wkwkwkw ketahuan nih namanya bener karangan karena kalau nama sebenarnya, gak bakal beda-beda. Ini berani banget sih. Tapi aku juga pernah diajakin pergi sama orang lokal pas solo traveling. Waktu itu di Korea. Aku hayuk hayuk aja gak kepikiran bakal dijahatin. Mungkin karena yang ajak masih anak kuliahan, lucu pun orangnya, jadi gak curiga. Padahal pas udah sampai di tempatnya (kayak kos komunitas gitu), aku gak boleh foto-foto juga, kan mayan yah harusnya bikin degdeguan. Tapi aku ya gak kabarin siapa siapa wkwkwk.

    Kalau ditanya soal kemping di pinggir pantai, pernah banget dulu pas di Jogja. Paling berkesan pas di Pantai Siung, kamu pernah gak? Cantik banget itu. Sama Parangtritis juga pernah. Enak di pinggir pantai gak ada nyamuk wkwk. Tapi aku lebih suka kemping di gunung. Dingin enak hihihi. Yah jadi ingat tahun lalu harusnya aku sama Mas Gepeng kemping di Tasmania tapi batal :'((((((

  22. karena aku baca dari post yang kedua, aku kira Sajiva ini cewek
    aku ngebayangin naik perahu kecil itu di jam 5 sore keatas yang udah mau gelap, di tengah laut.25 menit sebenernya singkat, tapi kalau ombak lagi nggak bagus, rasanya lama juga

Leave a Reply

Hello! 💛

Travel Blogger

I’m a fan of traveling and taking pictures along the way, including that feeling of waking up in difference places and getting the excitement of talking to other people about their travel stories, or just simply enjoying the moment.

Marina

Instagram
Popular Stories
Let's Explore!
Community
Ads
Close Menu