“Terbawa lagi langkahku ke sana. Mantra apa entah yang istimewa. Kupercaya selalu ada sesuatu di Jogja…” sepotong lagu yang dinyanyikan oleh Aditya Sofyan yang berjudul “Sesuatu Di Joja” kembali ku putar menemaniku menulis blog kali ini (biar lebih syahdu menulis sambari mengenang masa-masa indah sewaktu kuliah dulu hehe.)
Tidak terasa kalau sudah 4 tahun yang lalu aku tinggal di jogja (hmm sudah lama juga ya, berasa baru kemarin aku lulus kuliah dari kampus biru itu). Flashback ke tahun 2016, di waktu aku baru mulai kecanduan untuk menikmati alam gara-gara stress setelah memikirkan sidang akhir kuliah/pendadaran haha (yup fyi, aku baru suka berpetualang, camping, backpacking, dill setelah aku sidang pendadaran, yang berlanjut sampai sekarang haha ).
Camping di Embung Batara Sriten adalah camping trip ketiga-ku, jadi masih bisa dibilang a newbie camper yang kerjaanya hanya “Tau Jadi Saja”. Pasang tenda, tau jadi… api unggun, tau jadi… masak-masak makanan pun tau jadi juga haha. (Terima kasih aku ucapakan untuk Ndaru, Gombloh, dan Doni yang sudah mengajariku tentang dunia berpetualang hehe )
Camping Di Embung Batara Sriten Serasa Camping Di Negeri Awan
“Ayo camping ning Sriten!”
“Ning endi kui? Mbek Sopo wae?”
“Ning Wonosari, wis melu wae. Apik pokokmen. Mbek konco-koncoku mengko”.
Begitulah kiranya percakapanku menggunakan bahasa Jawa dengan Ndaru waktu itu merencanakan camping di Umbung Sriten bersama teman-temanya. Weekend pun tiba, berangkatlah motoran dengan Ndaru ke daerah Wonosari untuk menemui teman-temannya yang tinggal di sana.
Setelah packing-packing peralatan camping, sekitar pukul 8 malam kita berangkat dari basecamp menuju Embung Sriten (Jangan tanya kenapa kita berangkat malam hari, hobi mereka memang begitu sepertinya.. berangkatnya selalu malam kalau sama para laki-laki ini.. sama seperti sewaktu mendaki Gunung Prau, kita mulai mendaki jam 11 malam?!!).
⭆Baca Juga: Cerita Pendakian Gunung Prau Menikmati Sunrise Tak Terlupakan ⭅
Rombongan geng motor mampir ke Indomaret (seperti biasa untuk membeli Indomie dan telur hehe) dan kembali melanjutkan perjalanan. Oiya, dalam perjalanan ini aku boncengan dengan Gombloh, salah satu teman Ndaru yang belum aku kenal. Tak banyak yang kita obrolkan sewaktu perjalan karena fokus dengan jalan menuju ke Embung Sriten yang gelap gulita dan jalannya yang menanjak dan berbatu. (No comment disini, aku sudah pasrah ).
Sesampainya di parkiran Sriten pun kita harus berjalan pendek menuju tempat mendirikan tenda, gelap-gelapan. Aku mengintip waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, kita baru mendirikan tenda (…yang ‘aku tau jadi saja’ karena memang blank tentang dunia camping haha). Api unggun dan Indomie telur pun menyusul (hehe), membuat hawa dingin yang tadinya aku rasakan menghilang sekejap. Setelah kenyang, kita pun menghabiskan waktu untuk ngobrol (dan seperti biasa aku yang paling cepat ketiduran…)
Pagi harinya, sekitar pukul 5 pagi kita dibangunkan oleh Gombloh. “Ayo jalan lihat sunrise!”. Kita pun sambil ngantuk-ngantuk melakukan mini-hike ke bukit yang berada di belakang Embung Sriten. (*Karena disebelah kiri kita adalah jurang, hiking-nya harus hati-hati ya).
“Wow..is this place even real?!” pikirku ketika sampai di titik tertinggi diperbukitan. Betapa senangnya sewaktu melihat pemandangan sebelum sunrise. Pemandangan lautan awan bersama Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang masih didominasi dengan warna ungu dan merah muda.

Embung Sriten dengan gampang menjadi tempat camping favoritku di Jogja. Hampir 4 tahun tinggal di Jogja tapi tidak pernah kesini, but better late than never, right?.
Ah masih teringat hembusan angin dingin yang menusuk tulang, tetapi sama sekali tidak lagi aku gubris karena pemandangan yang memang bisa menghipnotisku untuk senyum selebar-lebarnya.

Embung Sriten memang tempat yang pas untuk Sunrise Hunting di Jogja. Sambari menikmati pemandangan di negeri awan, tepat disebelah kanan, sinar matahari menemani kita semua dengan kehangatannya
Setelah merasa cukup hangat, aku lepas semua alas kakiku. Do you like that feeling when you touch the morning grass with your bare feet? Ah my favorite thing to do. The purest joy is indeed the simplest one

Embung Sriten: Tempat Dimana Aku Menemukan Saudara Kembarku

Embung Sriten selalu mengingatkanku dengan cerita-cerita lucu-lucu yang terjadi disana:
- Seperti ketika aku ingin menaiki hammock (digambar diatas). Doni mencoba membantuku dengan naik dengan bertumpu di pahanya, tatapi tidak sengaja aku hilang keseimbangan dan menginjak celana kesayangan Doni dengan kaki kotorku setelah nyeker-nyeker bahagia. “Maaa… celanaku kok mbok injaaaak??!” R.I.P. celana Doni :”)
- Ketika tiba-tiba kabut turun, sewaktu kita packing. Kita bergegas untuk ke parkiran motor. Tapi rokok Doni ketinggalan dan Umbung Sriten sudah dipenuhi dengan kabut tebal. Jadi sawaktu kita ke parkiran masih bisa melihat, tapi tidak sampai 5 menit ketika Doni mau mengambil rokoknya, jarak pendang di Embung Sriten berubah jadi 1,5 meter saja. Doni hilang beberapa saat dalam kabut.
- Dan yang paling berkesan dan lucu adalah ketika aku menemukan saudara kembarku, Gombloh.

Ketika kita beristirahat “leyeh-leyeh” di pendopo, kita mulai mengobrol tanpa rasa ngantuk setelah sarapan.
“Ma kamu zodiacnya apa?” Tanya Gombloh.
“Gemini, kamu apa?” Jawabku singkat.
“Oh ya, aku juga Gemini haha, kamu bulan apa?”
“Wah! aku bulan Juni” Jawabku semangat sambil menunggu jawaban Gombloh.
“Aku juga Juni haha.”
“Jangan bilang tanggal 3 juga?! haha” Tanyaku sarkastik.
“Ihh Iya, aku tanggal 3!!”
“Demi apa doong?!” Jawabku tidak percaya 🤯
Long story short, kita sampai menunjukkan KTP kita masing-masing karena kita masih tidak percaya haha (and yup, we are twins!).

Overall
Embung Sriten bisa menjadi spot yang menarik untuk tempat camping dan tempat untuk mencari sunrise selagi kamu di Jogja. Kalau kamu tidak suka hiking tinggi-tinggi tapi ingin dapat pemandangan yang indah, disini tempatnya 100% recommended.
Jogja memang merindukan haha..Pengalaman apa yang selalu akan kamu ingat akan Jogja?
Apakah kamu juga suka camping? Pengalaman lucu apa yang pernah terjadi ketika kamu camping? Udah pernah nemuin kembaran kalian belum? haha
Terima kasih sudah membaca cerita perjalananku ke Umbung Sriten sampai selesai. Semoga bisa memberikan inspirasi ketika traveling ke Jogja, dan jangan lupa untuk mampir ke Umbung Sriten. Kalau mungkin ada pertanyaan ataupun ingin comment bisa ditulis dikolom bawah. I appreciate all your thoughts and I’ll gladly answer them. Cheers!
This Post Has 10 Comments
Pingback: Keseruan Camping Di Embung Batara Sriten Dan Ceritaku Menemukan “Saudara Kembarku” – Blogger Perempuan
A Dreamer
27 Sep 2020Mba Aqma aseek syekalii hahaha. Aku juga ingat dulu setelah muak ngolah data skripsi dan muak di kamar, aku di ajak salah seorang teman pergi mandi-mandi ke sungai, namanya Sungai Lembu airnya jernih bangeeet, ingat ini aku jadi pengen nyemplung lagi, too bad, aku nggak bisa renang mbaa haha, jadi cuma bisa jadi tim hore-hore di pinggir yang nggak terlalu dalam ketika teman-teman renang ke tengah yang lumayan dalam.
Awalnya aku nggak mau pergi, ya biasalah takut ribet and bla bla lainnya, tambah lagi kemaren itu perginya sama konco temanku yang anak teknik, aku mana kenal takut awkward, ehh tapi mereka humble kok haha.
Aku juga punya dong mba kembaran gagal 😂😂, sahabat aku Butet, ketika iseng-iseng nanya zodiac. Kami sama-sama Virgo, sama-sama lahir di September, sama-sama perempuan hahaha tapi dia lahir tanggal 13 akunya tanggal 14 wkwk. Gagal kembar 😂😂
Aqmarina
27 Sep 2020Kamu pagi-pagi sudah mampir.. senangnya haha thank youuu!! 🙈
Strees memang bisa bring the best in us haha.. dan samaaa aku juga waktu stress skripsi, h-3 aku diajak sahabatku untuk main disungai di jogja dan untuk pertama kalinya aku mencoba lompat ke sungai dari tebing setinggi sekitar 7 m. Best feeling ever~
Yah sayang banget gagal kembar haha.. keep hunting for your twin yak! semangat 😂🤞🏽
renov
27 Sep 2020Pemandangan embung sriten keceee banget ya. Berjalan pendeknya dari tempat parkir kira-kira berapa lama kah?
Aku suka pemandangannya, tapi kalau harus hiking tengah malam dan medan yang terjal .. rada sangsi juga hehehe
Aqmarina
28 Sep 2020Embung Sriten emang rekomended banget sih kalau mau camping di jogja hehe..
Hikingnya ke bukit untuk sunrise paling 10 menit dari tendaku dulu. Kalau dari parkiran ke tenda paling ngga sampe 5 menit 😄
Temen2 ku emang suka gitu.. malem2 berangkatnya.. jadi mending jangan kesini diatas jam 5 sore biar ngga keburu malem.
Oiya terima kasih ya sudah mampir dan membaca disini 💕
Dhonsu
27 Sep 2020Jadi flashback parah maaaaa. Hahahaa
Tapi itu yg ambil rokok gombloh ya bukan aku ya. Tapi emang itu perjuangan banget sih demi sebatang rokok djarum rela seakan akan breaking dawn parah. 🤣🤣
Keren maaa, keep writing stories maaa. Tak tunggu!!
Aqmarina
28 Sep 2020Haha iya kan Don! Waktu aku nulis juga sambil mengenang masa” indah nunggu sunrise dan hammockan di Sriten huhuuu..
Oiya itu rokok si Gombloh ya haha aku lupa, abisan kamu rela menerjang kabut dan lenyap sejenak untuk sebatang rokok djarum haha
Ah thank youuu Dhonii 😀
Aya
1 Oct 2020Wah, aku sering ke Jogja, tapi baru sekarang tau tempat ini 😀
Aqmarina
2 Oct 2020Wii bisa dong mampir.. seru mbak Aya tempatnya bagus bangeet buat sunrise, dan sekarang jalannya udah ngga seserem dulu lagi! Jadi mesti di coba ya 😄
tari
6 Oct 2020aku pernah nulis artikel wisata, pesanan sih, tentang tempat ini. pas nulisnya aja jatuh cinta, tapi entah kapan bisa ke sana. tambah lagi ada corona, hft!